Sering kali setiap guru kebingungan dalam melaksanakan asesmen formatif yang berkelanjutan untuk melihat perkembangan pembelajaran murid. Akan tetapi, ada strategi umpan balik yang dapat diterapkan oleh guru. Umpan balik (feedback) adalah elemen krusial dalam proses pendidikan yang berfungsi sebagai jembatan antara capaian saat ini dengan tujuan pembelajaran. Pemberian umpan balik yang efektif tidak hanya berfokus pada kesalahan, tetapi juga pada penguatan dan pengembangan potensi peserta didik.
Salah satu model yang sangat direkomendasikan untuk memastikan umpan balik diberikan secara lengkap dan berurutan adalah Tangga Umpan Balik (Ladder of Feedback) yang dipopulerkan oleh Daniel Wilson dan David Perkins. Model ini menyediakan kerangka kerja bertahap yang membantu pendidik memberikan masukan yang konstruktif dan memotivasi, baik secara lisan maupun tertulis, terkait tugas atau interaksi di kelas.
Tangga Umpan Balik terdiri dari lima tingkatan yang harus dilalui secara berurutan, dari bawah ke atas:
1. Klarifikasi (Clarification)
Ini adalah langkah awal yang sangat penting. Pendidik harus memastikan bahwa mereka benar-benar memahami karya atau maksud peserta didik sebelum memberikan penilaian atau saran.
Tujuan: Mengajukan pertanyaan klarifikasi untuk memperjelas maksud, proses, atau bagian tertentu dari pekerjaan peserta didik.
Aplikasi: "Apa yang kamu maksud dengan istilah ‘efek rumah kaca’ pada paragraf ini?" atau "Bagaimana kamu memilih teknik yang digunakan untuk menyelesaikan masalah matematika ini?"
2. Nilai (Value)
Setelah mendapatkan klarifikasi, pendidik memberikan komentar atas kekuatan yang terlihat dari karya peserta didik. Ini berfungsi untuk membangun rasa percaya diri dan mengakui kerja keras mereka.
Tujuan: Memberikan komentar positif atas aspek-aspek yang berhasil, kuat, menarik, atau inovatif.
Aplikasi: "Penggunaan data pendukung yang kamu sertakan sangat lengkap dan relevan," atau "Alur cerita yang kamu buat sangat kreatif dan membuat pembaca penasaran."
3. Perhatian (Concern)
Pada tahap ini, pendidik mulai memberikan komentar terhadap hal-hal yang kurang sesuai, kurang lengkap, atau memerlukan perhatian lebih. Namun, ini harus disampaikan dengan fokus pada masalahnya, bukan pada pribadi peserta didik.
Tujuan: Memberikan masukan terkait aspek yang belum optimal atau memerlukan perbaikan, menjadikannya sebagai fokus bersama untuk pengembangan.
Aplikasi: "Saya perhatikan, beberapa rumus kimia yang kamu tulis masih belum setara," atau "Penyusunan referensi di bagian akhir masih belum mengikuti format yang kita sepakati."
4. Saran (Suggestion)
Setelah mengidentifikasi hal yang perlu diperhatikan, pendidik memberikan saran konkret untuk pengembangan atau perbaikan. Saran harus spesifik dan mengarahkan peserta didik pada langkah selanjutnya.
Tujuan: Memberikan saran praktis dan terarah untuk meningkatkan kualitas karya atau pemahaman.
Aplikasi: "Coba telaah kembali materi tentang penyetaraan reaksi redoks untuk memperbaiki rumus-rumus tersebut," atau "Untuk perbaikan, kamu bisa menambahkan ilustrasi visual di bagian pendahuluan agar lebih menarik."
5. Apresiasi (Appreciation)
Tahap terakhir ini adalah penutup yang kuat, yaitu memberikan pujian atau pengakuan atas usaha, ketekunan, atau peningkatan yang telah ditunjukkan peserta didik.
Tujuan: Memberikan pujian dan motivasi atas upaya dan proses belajar yang telah dilakukan.
Aplikasi: "Luar biasa! Kamu menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh dan peningkatan pemahaman yang signifikan sejak tugas sebelumnya," atau "Terima kasih telah bekerja keras. Usahamu ini patut diapresiasi!"







0 komentar:
Posting Komentar